Waktu di Swiss, saya selalu menggunakan waktu libur saya ke Rotterdam. Entah mengapa saya suka tinggal di Rotterdam. Ini kota kecil namun udaranya bersih sekali.Karena sebagian besar orang menggunakan sepeda sebagai alat transportasi. Angkutan umum juga tersedia berupa kereta listrik yang membelah kota. Masyarakatnya sangat ramah dan tidak nampak terburu seperti Hong kong dan China.
Di kota ini saya berkenalan dengan pria tua yang menghabiskan usia pensiunnya sebagai banker di Utrecht. Pria tua itu bernama Daniel. Dia yahudi tulen. Orangnya ramah. Daniel di masa tuanya tinggal sendirian karena anaknya tinggal di Amerika sebagai banker. Ia hidup senang walau hartanya banyak namun dia tidak beli kapal pesiar atau rumah berkamar puluhan. Apartemennya di Utrecht hanya berukuran 70 meter.
" Saya mampu beli rumah mewah atau mobil mewah tapi itu memakan ongkos mahal.Hasilnya apa ? hanya di pandang dan di banggakan. Lebih baik beli apartemen yang kecil dengan ongkos murah. Kalau ingin sekali kali merasakan tinggal di Istana kamu bisa di tinggal di hotel berkelas diamond lengkap dengan layanan limo. Kalau ingin melihat dunia lain, kami bisa liburan dengan pesawat layanan first class tanpa perlu beli private jet. "
Lantas untuk apa uang banyak ? jangan di tabung di bank. Itu cara idiot. Kamu bisa tempatkan di portfolio saham. Tanpa kerja kamu menikmati hasil kerja orang lain. Tanpa berlelah membangun usaha kamu memberikan kesempatan orang lapangan kerja. Lets money working for you. Tanpa disadari kamu juga memberikan bantuan bagi orang miskin dengan pajak yang dibayar oleh perusahaan yang sahamnya kamu punya. Dengan deviden yang kamu terima kamu bisa berbagi lewat pajak.
Uang memang bukanlah segala galanya namun apapun perlu uang. Uang semakin lama semakin dibutuhkan dan semakin sulit didapat. Karena uang ketidak adilan terjadi. Tapi intinya uang hanyalah alat dan selagi ia hanya alat maka kita bisa menikmati hidup tanpa di perbudak uang dan menebarkan kesempatan orang lain untuk berkembang tanpa membuat kita bangkrut tentunya...Hidup itu secure bukan karena faktor diluar tapi karena sikap hidup kamu sendiri,demikian Daniel..
Dari status facebook Bapak Erizeli Jely Bandaro